Dalam rangka percepatan program “Membangun Desa”, tahun ini pemerintah berencana akan mengeksekusi agenda pembangunan 20.000 atau hingga 30.000 Desa Online. Tujuan Desa Online ini adalah bagaimana informasi potensi desa, produk unggulan desa dan segala sesuatu menyangkut seputar desa bisa dipromosikan dan diakses dengan mudah oleh dunia.
Kita
hari ini hidup di generasi era digital, dimana kemajuan dan kecanggihan
teknologi informasi dan komunikasi merubah semua tata laksana dan kebudayaan
kita. Era digital adalah tanda bahwa hari ini pula kita telah memasuki era
revolusi industri ke empat. Jika sebelumnya revolusi industri ditandai dengan penemuan teknologi
komputer. Bedanya, Era revolusi industri ke empat ini ditandai dengan bagaimana
pertumbuhan ekonomi dunia akan ditopang oleh industri kreatif. Oleh sebab itu,
negara dan kita semua dituntut untuk mau mengakomodasi perkembangan model
bisnis mutakhir berbasis digital. Dan desa online yang notabene berbasis aplikasi
tergolong masuk sebagai trobosan ekonomi kreatif.
Revolusi
industri ke empat adalah era dimana titik balik kemajuan ekonomi suatu kelompok
bangsa harus berpangkal pada hasil ekonomi kreatif. Akhirnya ekonomi kreatif
adalah keharusan, artinya di masa depan bangsa yang menang adalah bangsa yang
kaya akan energy kreatif. Bukan bangsa kerdil, malas dan permitif. Kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi saat ini mensicayakan berbasis pada daya kreatifitas.
Begitu pula membangun desa, adanya perhatian besar pemerintah terhadap desa
sejatinya sebuah kesadaran bahwa masa depan Indonesia meniscayakan adanya desa
yang kuat. Desa yang berkemajuan, desa yang berperadaban, desa yang produktif
dan desa yang kreatif.
***
Dengan
adanya kesadaran membangun desa, itu artinya desa tidak lagi menjadi penonton
kemajuan bangsa melainkan menjadi pelaku dan penentu maju mundurnya suatu
bangsa. Perkembangan teknologi yang semakin maju harus kita maksimalkan sebagai
media peningkatan pembangunan ekonomi desa. Program membangun Indonesia dari
pinggiran, dari desa-desa yang dicanangkan oleh presiden Jokowi adalah sangat
tepat. Mengingat Indonesia adalah tipikal negara berwajah agraris yang identik
dengan perdesaan. Maka sejatinya jika ingin membangun Indonesia maka desa
adalah lokus yang harus mendapat perhatian besar dalam berbagai aspeknya.
Sebagai
contoh, tengoklah desa-desa di negara eropa, disana kita akan menemukan nyaris
disetiap rumah terdapat komputer dan akses internet, adanya lingkungan yang
rapi dan tertata, rerumputan hijau tumbuh terawat, rumah-rumah desa berbaris
dengan khasnya. Namun kondisi ini berbeda dengan desa kita, kesan yang kerap
terbayang jika mengingat desa di Indonesia adalah bagaikan bumi tiada
kehidupan. Sepi, mati, tak terawat dan itu-itu saja, tiada yang baru, tiada
yang berubah. Di desa kita akan selalu menemui bahwa yang kaya sejak dulu hanya
si A dan yang miskin sejak dulu pula hanya si B. Jikapun ada orang kaya baru di
desa itupun berkat kerja keras ia di luar negeri sana sebagai TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) dengan profesi yang pada umumnya sebagai pembantu rumah tangga,
tukang kebun, buruh pabrik dan sektor informal lainnya. Inilah yang harus kita
rubah dari desa.
Dengan Desa Online kita berharap terjadi perubahan
besar di desa. Desa Online merupakan program percepatan pembangunan desa
menggunakan kemajuan perangkat informasi teknologi informasi komunikasi. Dengan kemajuan internet yang semakin massif
dan luas menjadi bagian penting dari kehidupan manusia modern adalah oeluang
besar jika dimanfaatkan dengan baik. Saat ini internet nyaris muda diakses oleh
setiap orang dengan cepat dengan dibantu alat pendukung seperti smart phone.
Hari ini dimana setiap rumah tangga telah memiliki ponsel pintar, hal ini
merupakan peluang pasar baru yang besar.
Lewat desa online, orang bisa dengan muda mengetahu
keunggulan dan produk unik khas yang dimiliki desa, apalagi desa dikenal
sebagai lumbung usaha UMKM yang produknya bervariasi. Oleh sebab itu maka
dengan desa online akan membuka pasar tak terbatas, desa menjadi mendunia dan
diketahui oleh banyak orang secara terbuka. Pasar tidak hanya di internal desa,
tetapi dengan desa online justru jendela samudera pasar terbuka luas.
***
Selain mampu
membuka kesempatan peluang pasar baru, sistem Desa Online ini juga memudahkan kinerja
borokrasi pemerintah. Memudahkan akses data desa dan pemerintah daerah dalam
melakukan perencanaan pembangunan, termasuk saat melaporkan arus lalu lintas
dana desa yang telah diperoleh dari pemerintah pusat. Kita bermimpin desa hari
ini bukan desa yang dikelilingi semak belukar, tak dikenal orang, terkesan
asing dan primitif. Di era digital ini desa harus tersentuh oleh gagasan
pembangunan modern. Semangat era digital tidak hanya ada di perkotaan, tetapi
juga di desa-desa.
Namun yang perlu diingat disini adalah apakah bisa
perangkat desa sudah siap menggunakan teknologi tersebut. Desa online akan
berjalan dengan baik asalkan ada pendampingan dan pelatihan. Apalagi dengan
dana desa dan alokasi dana desa maka desa membutuhkan pendampingan untuk
penguatan pembangunan desa melalui pengayaan infrastruktur fisik dan nonfisik
sehingga pemerintah pun semestinya mempunyai desain yang kuat dalam program
pendampingan tersebut. Disinilah program Desa Online jika ingin terlaksana
sukses harus terencana dengan baik, jangan terburu-buru.
Artikel ini diterbitkan oleh Harian Kabar Cirebon edisi Senin, 8 Agustus 2016.
Gambar edisi cetak Kabar Cirebon "Membangun Desa Online"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar