Minggu, 20 September 2015

Mengeja Manusia yang Kita Butuhkan


Oleh; Wahyudi

Mengapa manusia terus bergerak memenuhi apa yang ia butuhkan untuk mempertahankan kehidupan dirinya? Salah satu jawaban yang sederhana; ia sebagai mahluk hidup yang diberi anugrah yang bernama hidayah naluri yang membuatnya terus tergerak memenuhi kebutuhan dan hasratnya sebagai mahluk hidup.

Alasan diatas memang benar, namun tidaklah sederhana itu, manusia sekilas memang mahluk hidup yang memiliki naluri, hewan dan binatang pun sama memiliki naluri. Seperti bayi yang merasakan lapar, dengan nalurinya ia menangis untuk menyampaikan bahwa ia lapar, setelah diberi susu oleh ibunya ia pun langsung diam. Tetapi, manusia dengan binatang dan mahluk lainnya tidaklah sama, baik secara ragawi maupun dimensi lainya. Keduanya berbeda sebagai mahluk dan berbeda dari keseluruhan asasi yang dimilikinya.

Banyak disebutkan dalam berbagai Kitab Agama. Manusia sebagai mahluk yang sempurna, mulai dari struktur ragawi dan dimensi kualitas yang melekat padanya memberi pancaran sosok yang berbeda dengan mahluk lainya, sebagai kehendak dan kekuasaan Tuhan sehingga demikian adanya. Manusia sebagai wakil Tuhan di bumi untuk menjaga kehidupan dunia ini dengan baik. Dengan instrumen yang dimilikinya ia bisa membangun tatanan kehidupan yang teratur dan berkeadaban serta menjadi rahmat bagi lingkungan alam sekitarnya. Namun juga sebaliknya, manusia bisa menjadi penyebab kerusakan bumi dan lingkungan alam sekitarnya. Sekalipun manusia sebagai mahluk yang terbaik, kadangkala ia menjadi sumber kerusakan kehidupan dirinya dan lingkungan sekitarnya akibat dari kenyataan bahwa manusia kadangkala kehilangan dan menghilangkan dimensinya sebagai mahluk yang terbaik.

MISSION SECRE
Apa mission secre itu? Bisa kita sebut sebagai misi suci atau amanat mulia yang langsung diberi Allah untuk manusia dimuka bumi. Dalam berbagai Kitab Suci agama. Terutama al Quran, banyak ayat-ayat yang mengatakan bahwa manusia sebagai wakil Tuhan di bumi; khalifah, membawah amanat dan tugas suci dalam penciptaannya, secara global ia diberi amanah Tuhan untuk menjaga bumi demi kelestarian dan kesejahteraan. Dengan kesadaran kekhalifaannya itu ia beraktualisasi kedalam kelompok sosial yang dalam manajemen modern disebut sebagai intitusi-organisasi. Dengan berbagai instrumen didalamnya, institusi-organisasi dibutuhkan bagi setiap manusia yang sadar dan tergerak memenuhi fitrah, hati nurani dan tugas kekhalifannya sebagai manusia baik secara individu maupun sosial.

Institusi-organisasi sebagai tempat manusia untuk berkarya dan wahana pengabdian profesional sebagai bagian integral wujud beribadah dan aktualitas fungsi kekhalifahannya kepada sesama dan Tuhan al Khalik yang menciptakannya sebagi mahluk yang mulia. Insan seperti ini yang dengan kesadarn ragawi dan ruhaniyahnya menempatkan diri pada kesadaran total akan tugasnya yang mulia (mission secre) sebagai mahluk Allah.

Sosok sumberdaya insani yang sadar akan tugasnya yang mulia (mission secre) di muka bumi. Wujud pengabdiannya bertitik tolak dari ketepnaggilan akan tujuan yang mulia dalam mencurahkan fikiran, tenaga dan perasaan selama mengemban tanggungjawab amanah. Hakikatnya bahwa sifat keterpanggilan itu fitrah manusia yang selalu sadar akan kebenaran, kebaikan dan kebajikan.

HATI NURANI DAN TUJUAN
Sifat keterpanggilan yang melekat pada manusia sebagai fitrah itu bersumber dari hati nurani. Namun, mustahil seseorang akan merasakan datangnya keterpanggilan mulia kemanusiaan dan kebajikan jika tidak menjadikan hati nurani sebagai suara penggeraknya. Jadi hati nurani sebagai titik tolak yang mendasar bagi perwujudan kinerja kaum sumberdaya manusia berkualitas.

Dalam tulisan ini, manusia yang secara spesifik saya  gambarkan sebagai kumpulan manusia professional, berintelektual, berilmu pengetahuan luas dan berakhlak mulia. Sumberdaya insani yang memulai pengabdian profesionalnya dengan berangkat dari suara hati nurani. Hati nurani yang bersifat hanief (benar) ini juga sebagai pancaran keinginan untuk cenderung kepada kebaikan dan kebenaran. Atas dasar itulah ia memulai berbaagai karyanya dengan mengikuti hati nurani yang bersifat hanief (benar).

Dimulainya dari hati nurani dan komitmen terhadap terwujudnya tujuan dan kondisi yang lebih baik. Bagaimana sumberdaya manusia semacam itu menempatkan segala kinerja dan karyanya untuk mencapai tujuan dan kondisi yang lebih baik. Ia tidak mau menjadi mahluk hidup yang eksis tanpa karya dan manfaat bagi pencapaian kondisi yang stabil dan lebih baik. Atas keterpanggilan hati nurani kemanusiaan ia menjadikan tujuan sebagai orientasi kerja dan karyanya.

M. Alfan Alfian (2007), dalam bukunya mencatat bahwa menjadi pemimpin adalah kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Dengan begitu, ia berharap punya nilai lebih. Tenaga, fikiran dan bahkan perasaannya pun terpakai. Ada kepuasannya tersendiri dalam hal ini, karena yang diharapkan adalah pahala, heroism mengemuka dan orang akan berjaung tanpa pamri.

Dalam institusi-organisasi bukan hanya ia jadikan tempatnya mencari nafkah dan kegiatan formalitas. Akan tetapi sebagai ladang mencurahkan tenaga dan fikiran untuk berkarya. Bekerja bukan hanya untuk mengejar uang dan gaji, lebih dari itu, pengabdian profesionalnya berangkat dari visi (tujuan) yang senantiasa menjadi ilham yang produktif senantiasa mengiringi daya kreatif, inovatis dan profesionalitasnya di berbagai bidang pengabdian profesional.

TOTALITAS DAN PROFESIONAL
Kita sudah sadar, dalam arah perjalanan bangsa yang terus mengalami perubahan ke laju yang lebih baik, kita memerlukan sumberdaya insani yang memiliki integritas tinggi dan berkemampuan kreatif, inovatif, optimis dan cepat dalam menyikapi tantangan yang berat di berbagai sector pengabdian professional.

Sumberdaya insani semacm ini mendesak dibutuhkan untuk mengawal dan meng-handle berbagai bidang pengabdian professional. Saya kira sudah saatnya seluruh kompenen bangsa di berbagai bidang untuk sadar dan terus tergerak mewujudkan sumber daya insani yang berkualitas dalam berbagai sisi dimensi yang diperlukan bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. 

Sumberdaya insani yang saya gambarkan sebagai sekumpulan manusia yang berintelektual, berilmu pengetahuan luas, berakhlak dan profesaioanl dalam keahliannya yang mumpuni. Sifat totalitas dan profesionalitasnya menjadi spirit sekaligus hiasan sehari-hari kelompok manusia ini di lingkungan institusi-organisasi tempat penghidupannya.

DENGAN KEJUJURAN
Ternyata tidak cukup dan tidak sempurna, jika kualitas praksis tanpa adanya kejujuran yang dimiliki oleh kaum yang satu ini. Kaum yang satu ini menjadikan keujujuran sebagai spirit moral dan penyangga seluruh kemampuan yang dimilikinya. Kejujuran menghiasi seluruh gerak-gerik aktivitas kemampuannya dalam menangani seluruh taanggungjawab dan tantangan yang sekalipun berat.

Orang mudah yang memiliki segalanya dan memiliki otak brilian tapi tanpa kejujuran justru itu membahayakan dirinya dan lingkungan institusi-oragnisasinya yang memiliki dampak spectrum luas secara sistemik dapat menghancurkan sendi-sendi sosial yang lebih luas. Disinilah perlunya kejujuran yang senantiasa dipegang tegu dengan tulus oleh sumber daya insani yang digambarkan dalam tulisan ini.

Soal kejujran yang penting ini, N. Syamsudin CH. Haesy (2009), dalam bukunya mengungkapkan bahwa kejujuran adalah kemuliaan dan dusta adalah kehinaan. Disebutkan pula bahwa dalam keadaan apa pun dan dilingkungan social manapun, para indigostar (manusia berkualitas)mengutamakan kejujuran. Ia dipercaya untuk menjalankan suatu fungsi serta amanat yang menjadi tugas dan kewajiban pertama sekali, justru karena kejujurannya. Kejujurannya tidak hanya berdampak pada keberlangsungan seluruh mekanisme kerja yang transparan dalam organisasi. Hal ini juga karena kejujuran itu menjadi platform organisaasi-manajemen. Terutama, untuk mewujudkan responsibilitas dan akuntabilitas dalam keseluruhan tata kelola manajemen dan masyarakat.

Pada akhirnya, kejujuran sebagai pilar dan fondasi dasar dari keseluruhan dimensi dan kualitas sosok manusia yang digambarkan dalam tulisan ini. Model dan sosok manusia semacam ini yang sedang kita butuhkan untuk mengawal bangsa kita yang sedang mengarah pada arah yang lebih baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar