Oleh
; WAHYUDI
Anggota dewan yang bijaksana itu seperti sudah
kehilangan kepekaan dan kebijaksanaannya. Pada saat rakyat menghadapi keadaan
sulit, terutama kesulitan ekonomi. Bukannya memperbaiki tugas utamanya, justru anggota
dewan itu ingin tunjangan penghasilannya dinaikan. Hal itu tentu kurang bijak.
Boleh-boleh saja, anggota dewan itu mengajukan
kenaikan tunjangan untuk meningkatkan kinerjanya, apalagi biaya politik DPR
untuk mengoptimalkan penyerapan aspirasi rakyat semakin mahal. Namun setidaknya
anggota dewan jangan seperti anak kecil. Pada saat keadaan sulit seperti ini
bukan waktu yang tepat, apalagi ditambah rekor kinerja dewan belum menunjukan
hasil yang membanggakan.
Persoalannya; sekalipun kita tahu, tunjangan
anggota dewan memang belum pernah naik selama bertahun-tahun dan semakin
tingginya biaya politik anggota DPR, namun hal itu bukan menjadi alasan yang
tepat untuk menaikan tunjangan saat ini ditengah kesulitan yang dihadapi
rakyat.Jika dengan alasan itu anggota dewan tetap ngotot untuk menaikan
tunjangnnya. Maka anggota dewan itu bukanlah negarawan sejati yang datang
kepada rakyat dengan cinta.
BUTUH NEGARAWAN
SEJATI
Negarawan sejati yang datang kepada rakyat dengan
cinta adalah meraka yang tetap bekerja bijak dan cerdas dengan segala sumber
daya dan potensi yang tersisa. Sebab, jika anggota dewan itu masih memikirkan
kurang atau tidaknya biaya operasional, maka pasti sampai kapanpun ada
kurangnya. Disinilah akan terlihat negarawan yang datang dengan cinta atau
negarawan yang datang dengan pamri.
Anggota dewan yang mengajukan tunjangan itu
sepertinya sudah tidak peka lagi terhadap gejala kondisi ekonomi rakyatnya yang
sedang genting. Sepertinya perlu cara untuk membuka hati nurani anggota dewan
yang terhormat itu. Agar setidaknya wakil rakyat itu peduli dan cinta pada
kondisi rakyatnya.
Sepertinya anggota dewan itu harus diajak menginap
dua atau empat hari di rumah-rumah kos para buruh pabrik di sekitar Jababeka
atau ikut hidup dengan para buruh yang terkena PHK lalu ikut makan dengan menu
utama mereka (buruh) sehari-hari yang memang disesuaikan dengan gaji dan uang mereka.
Atau anggota dewan itu kita ajak keluar pulau Jawa untuk berkunjung dan menginap
minimal satu minggu di Sumatera dan Kalimantan yang sedang diselimuti kabut asap
sambil menyaksikan kematian aktivitas ekonomi, pendidikan dan bahkan kesehatan.
Langkah tersebut bisa kita bayangkan akan
menghasilkan pencerahan yang luar biasa dan menumbuhkan rasa cinta serta peduli
terhadap kondisi rakyatnya saat ini. Pada akhirnya daya pengabdian professional
untuk mengangkat harkat dan martabat rakyat akan lebih bergelora dan bertenaga.
Tidak mudah layu dan lesu seperti prilaku mengajukan kenaikan gaji dan
tunjangan.
Rakyat yang sedang kesulitan itu sedang
membutuhkan pemimpin yang mengayomi dan mendatangkan rasa aman dan tenram.
Dalam kondisi seperti saat ini, rakyat hanya menanti seorang negarawan sejati
yang datang dengan cinta, peduli dan membantu meringankan beban rakyat. Bukan
justru tanpa malu mengajukan kenaikan tunjangan. Tentu harus malu, sebab semua
orang tahu bahwa usulan mengajukan kenaikan tunjangan itu bukanlah waktu yang
tepat dan kurang bijak.
Memang
bahwa tidak semua wakil rakyat setuju atau sebagian menolak usulan kebijakan
yang tidak bijak itu. Namun sejatinya, wakil rakyat yang tidak setuju itu harus
bisa membuktikan penolakannya dengan tindakan nyata, bukan hanya demi
pencitraan. Setidaknya harus membuktikan sikap penolakannya itu dengan
menginstruksikan anggota fraksinya di DPR untuk melakukan hal yang serupa.
Dalam hal ini tubuh DPR jangan berwajah dua, malu tapi mau. Penolakan kenaikan
tunjangan itu harus dibuktikan dengan pernyataan resmi.
Penegasan sikap tersebut tentu untuk melindungi
wibawah dan marwah lembaga perwakilan rakyat. Jika wakil rakyat itu negarawan
sejati, maka syogiyanya harus lebih insropeksi dan koreksi atas kebijakannya
itu. Tengoklah dulu keadaan rakyatnya agar lebih bijak dan cerdas dalam
menjalankan tugas utamanya.
Jika wakil rakyat itu bijaksana dan berwibawa
tentu akan merasa malu untuk mengajukan kenaikan gaji dan tunjangan pada saat kondisi rakyatnya dikepung kesulitan.
Anggota dewan yang terhormat itu harus tampil sebagai negarawan sejati dan
pemimpin bangsa yang bijaksana. Membantu dan membimbing rakyatnya yang menginginkan
kehidupannya lebih baik. Kehidupan yang tentram, aman dan nyaman di tanah
airnya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar