Oleh; Wahyudi
Tanpa
ada ambisi, apalagi ambisius menjadi pimpinan puncak perusahaan. Sama sekali
tidak ada. Tetapi mitra dan rekan kerja di perusahaan menunjuk kapasitas saya
memegang posisi Dewan direksi. Belum lama, sekitar tahun 2013 lalu saya ikut
membidani dan meresmikan berdirinya perusahaan yang siap bergerak di
pembangunan infrastruktur gedung dan agen pelaut. Saya kebetulan ditunjuk
sebagai salah satu dewan direksi didalamnya.
Perusahaan
ini berkantor pusat di Cirebon dan Indramayu. Tetapi daerah operasionalnya
mencakup pulau jawa, Sulawesi, sumatera, bali dan Kalimantan. PT. Wanakaya
Fortune Indo adalah perusahaan kontraktor yang menangani pengerjaan proyek
insulation, refractory dan ducting infrastruktur gedung perkantoran.
Selain
itu perusahaan ini juga giat terlibat dalam bisnis kelautan dan perikanan. Ada
jajaran direksi yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang kelautan dan
perikanan. Saya mendorong agar kompetensi itu bisa digunakan sebagai gardu
berinvestasi di sector maritim. Pada waktu itu dengan cepat saya bersama rekan
direksi memulai MoU langsung dengan beberapa perusahaan perikanan di pelabuhan
benoa bali. Saya merasa sangat sibuk sekali, bekerja 24 jam tiap hari. Hampi
setiap minggu saya harus keliling ke beberapa daerah di bali dan jawa. Bersama
direktur utama; pak Sopani, pa Ahfi dan pa Samudi, mereka orang-orang yang
gigih, professional dan pekerja keras, mereka mitra yang sangat baik dan
menginspirasi.
Pa
Sopani sebagai dirut memiliki pengalaman yang kuat di sector pembangunan,
perawatan dan perbaikan infrastruktur gedung. Perjalanan saya hingga
mendapatkan kesempatan menjadi direksi ini cukup panjang.
Selama
saya menempuh perjalanan proefsional di perusahaan tersebut. Alhamdulillah
kinerja persuhaan berjalan baik dan solid. Tepat pada januari 2015 lalu. Saya
merasa ingin belajar dan memasuki dunia baru. Walau berada di posisi puncak,
saya merasa perlu waktu untuk berhenti sejenak dalam perjalanan di korporasi
dan merenung apa yang sebenarnya mau saya lakukan. Selain mau berhenti sejenak,
saya sekaligus ingin mengisi baterai dulu. Meski sudah bekerja, passion saya sepertinya lebih cenderung
ingin menjelajahi jalur profesi lainnya.
Pernah
saya mengajak kawan dekat, dia penulis. Saya ajak untuk mendirikan perusahaan
pers. Saya juga pernah mengajak teman, profesinya guru, saya ajak untuk
mendirikan lembaga pendidikan. Namun, orang-orang yang saya ajak ini rupanya
belum memiliki keberanian, komitmen dan panggilan jiwa interpreuner sehingga
sulit ia melangkah.
Sebelum
saya sibuk di PT. WF indo, saya aktiv juga sebagai pengurus Yayasan Wakaf
Manba’ul ‘Ulum, yayasan yang sepenuhnya dikendalikan keluarga, perjalanan karir
di Yayasan ini kurang bagus, tidak mengakomodasi potensi yang berasal dari luar
lingakarn keluarga. Saya orang yang berasal dari luar lingkaran keluarga tentu
sama sekali jangan berharap bisa berkontribusi besar. Sekalipun sudah lama
mengabdi dan bekerja didalamnya. Yayasan ini cukup berkembang di dunia
pendidikan secara swadaya. Memiliki lembaga pendidikan dari tingkat TK, SMK dan
berencana ada perguruan tinggi juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar