Senin, 08 Agustus 2016

Membangun Desa Online

Oleh: Wahyudi
 
Dalam rangka percepatan program “Membangun Desa”, tahun ini pemerintah berencana akan mengeksekusi agenda pembangunan 20.000 atau hingga 30.000 Desa Online. Tujuan Desa Online ini adalah bagaimana informasi potensi desa, produk unggulan desa dan segala sesuatu menyangkut seputar desa bisa dipromosikan dan diakses dengan mudah oleh dunia.  

Kita hari ini hidup di generasi era digital, dimana kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi merubah semua tata laksana dan kebudayaan kita. Era digital adalah tanda bahwa hari ini pula kita telah memasuki era revolusi industri ke empat. Jika sebelumnya revolusi industri ditandai dengan penemuan teknologi komputer. Bedanya, Era revolusi industri ke empat ini ditandai dengan bagaimana pertumbuhan ekonomi dunia akan ditopang oleh industri kreatif. Oleh sebab itu, negara dan kita semua dituntut untuk mau mengakomodasi perkembangan model bisnis mutakhir berbasis digital. Dan desa online yang notabene berbasis aplikasi tergolong masuk sebagai trobosan ekonomi kreatif.

Revolusi industri ke empat adalah era dimana titik balik kemajuan ekonomi suatu kelompok bangsa harus berpangkal pada hasil ekonomi kreatif. Akhirnya ekonomi kreatif adalah keharusan, artinya di masa depan bangsa yang menang adalah bangsa yang kaya akan energy kreatif. Bukan bangsa kerdil, malas dan permitif. Kemajuan dan pertumbuhan ekonomi saat ini mensicayakan berbasis pada daya kreatifitas. Begitu pula membangun desa, adanya perhatian besar pemerintah terhadap desa sejatinya sebuah kesadaran bahwa masa depan Indonesia meniscayakan adanya desa yang kuat. Desa yang berkemajuan, desa yang berperadaban, desa yang produktif dan desa yang kreatif.

***
Dengan adanya kesadaran membangun desa, itu artinya desa tidak lagi menjadi penonton kemajuan bangsa melainkan menjadi pelaku dan penentu maju mundurnya suatu bangsa. Perkembangan teknologi yang semakin maju harus kita maksimalkan sebagai media peningkatan pembangunan ekonomi desa. Program membangun Indonesia dari pinggiran, dari desa-desa yang dicanangkan oleh presiden Jokowi adalah sangat tepat. Mengingat Indonesia adalah tipikal negara berwajah agraris yang identik dengan perdesaan. Maka sejatinya jika ingin membangun Indonesia maka desa adalah lokus yang harus mendapat perhatian besar dalam berbagai aspeknya.

Sebagai contoh, tengoklah desa-desa di negara eropa, disana kita akan menemukan nyaris disetiap rumah terdapat komputer dan akses internet, adanya lingkungan yang rapi dan tertata, rerumputan hijau tumbuh terawat, rumah-rumah desa berbaris dengan khasnya. Namun kondisi ini berbeda dengan desa kita, kesan yang kerap terbayang jika mengingat desa di Indonesia adalah bagaikan bumi tiada kehidupan. Sepi, mati, tak terawat dan itu-itu saja, tiada yang baru, tiada yang berubah. Di desa kita akan selalu menemui bahwa yang kaya sejak dulu hanya si A dan yang miskin sejak dulu pula hanya si B. Jikapun ada orang kaya baru di desa itupun berkat kerja keras ia di luar negeri sana sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dengan profesi yang pada umumnya sebagai pembantu rumah tangga, tukang kebun, buruh pabrik dan sektor informal lainnya. Inilah yang harus kita rubah dari desa. 

Dengan Desa Online kita berharap terjadi perubahan besar di desa. Desa Online merupakan program percepatan pembangunan desa menggunakan kemajuan perangkat informasi teknologi informasi komunikasi.  Dengan kemajuan internet yang semakin massif dan luas menjadi bagian penting dari kehidupan manusia modern adalah oeluang besar jika dimanfaatkan dengan baik. Saat ini internet nyaris muda diakses oleh setiap orang dengan cepat dengan dibantu alat pendukung seperti smart phone. Hari ini dimana setiap rumah tangga telah memiliki ponsel pintar, hal ini merupakan peluang pasar baru yang besar. 

Lewat desa online, orang bisa dengan muda mengetahu keunggulan dan produk unik khas yang dimiliki desa, apalagi desa dikenal sebagai lumbung usaha UMKM yang produknya bervariasi. Oleh sebab itu maka dengan desa online akan membuka pasar tak terbatas, desa menjadi mendunia dan diketahui oleh banyak orang secara terbuka. Pasar tidak hanya di internal desa, tetapi dengan desa online justru jendela samudera pasar terbuka luas.

***
Selain mampu membuka kesempatan peluang pasar baru, sistem Desa Online ini juga memudahkan kinerja borokrasi pemerintah. Memudahkan akses data desa dan pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan pembangunan, termasuk saat melaporkan arus lalu lintas dana desa yang telah diperoleh dari pemerintah pusat. Kita bermimpin desa hari ini bukan desa yang dikelilingi semak belukar, tak dikenal orang, terkesan asing dan primitif. Di era digital ini desa harus tersentuh oleh gagasan pembangunan modern. Semangat era digital tidak hanya ada di perkotaan, tetapi juga di desa-desa.

Namun yang perlu diingat disini adalah apakah bisa perangkat desa sudah siap menggunakan teknologi tersebut. Desa online akan berjalan dengan baik asalkan ada pendampingan dan pelatihan. Apalagi dengan dana desa dan alokasi dana desa maka desa membutuhkan pendampingan untuk penguatan pembangunan desa melalui pengayaan infrastruktur fisik dan nonfisik sehingga pemerintah pun semestinya mempunyai desain yang kuat dalam program pendampingan tersebut. Disinilah program Desa Online jika ingin terlaksana sukses harus terencana dengan baik, jangan terburu-buru.

Artikel ini diterbitkan oleh Harian Kabar Cirebon edisi Senin, 8 Agustus 2016.

Gambar edisi cetak Kabar Cirebon "Membangun Desa Online"